Politik di Indonesia

Caleg Stres Mulai Bermunculan di Kota Cirebon

Ilustrasi.
Ilustrasi.
(Suara Gratia)Cirebon – Meski penghitungan final belum selesai, namun sejumlah calon legislatif yang merasa gagal terpilih, mulai mendatangi penasihat spiritual dan tokoh agama.
Salah satunya tokoh agama yang didatangi sejumlah caleg yakni pengasuh Pondok Pesantren Aljauhariyah Balerante Kecamatan Palimanan, KH M Farid Wajdi yang biasa disapa Abah Anom Kusumajati.

Menurut Abah Anom, sudah ada 3 orang caleg yang sudah mendatanginya untuk berkonsultasi. Ia melanjutkan, pemicu depresi mereka sebenarnya bukan soal tidak terpilihnya, namun lebih karena sudah menghabiskan banyak uang tapi tidak terpilih.
“Namun sejauh ini, hanya perlu konsultasi saja, tidak harus sampai menginap di sini,” katanya.
Selain berkonsultasi, ketiganya hampir sama permintaanya yakni meminta dirinya untuk bisa mengembalikan uang yang telah mereka habiskan. “Mereka sudah habis Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar,” terangnya.
Selain 3 caleg yang sudah yakin gagal, pihaknya juga didatangi 8 orang caleg DPR RI dari dua partai berbeda yang masih berharap untuk terpilih.  Mereka, meminta dirinya untuk bisa menambah perolehan suara mereka.
Sementara, Pengasuh Pondok Pesantren Bendakerep Kota Cirebon Muhammad Miftah, yang juga langganan didatangi caleg atau calon kepala daerah yang gagal menilai, stres atau depresi lebih dipicu oleh tingkat keimanan mereka.
“Kalau mereka yang imannya mumpuni saat memberi pasti diniatkan untuk ibadah, jadi ikhlas memberinya. Mereka juga sadar betul soal ketentuan Tuhan dalam setiap perjalanan hidup manusia,” katanya.
Namun sejauh ini, belum ada satupun caleg yang mendatangi rumah sakit termasuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunungjati Kota Cirebon. Pasalnya, di rumah sakit ini sudah disediakan sebanyak 54 ruang perawatan khusus untuk caleg depresi.
Direktur RSUD Gunungjati Heru Purwanto mengatakan, sebagai pusat rujukan se-wilayah III Cirebon, RSUD Gunungjati juga menerima pasien caleg depresi yang berasal dari luar Kota Cirebon, seperti Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka.
“Sebagai rumah sakit rujukan se-wilayah III Cirebon, kami juga menerima pasien se-wilayah III Cirebon,” terangnya.
Menurut Heru, ruang rawat khusus tersebut memanfaatkan ruang rawat untuk pasien kelas III BPJS Kesehatan, yang belum diresmikan penggunaannya.(Frans C. Mokalu

Comments

Popular posts from this blog

Karakteristik Perkembangan Bahasa

Cara Mengakses Komputer Lain dari Komputer Anda

Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis